ss_blog_claim=28005160a7cc961a749671ac2088cce2 ss_blog_claim=28005160a7cc961a749671ac2088cce2

Photobucket

Photobucket

Premium Blog Templates

Boediono, Bandul yang (Terus) Bergeser

Disertasi Rizal Mallarangeng Liberalizing New Order Indonesia: Ideas, Epistemic Co­m­munity, and Economic Policy Change di Ohio State University (OSU), Columbus, Ame­­rika Serikat, mengonfirmasi sejumlah hal.

Pertama, aktor non-negara (komunitas epistemis liberal/KEL), yakni jaringan intelektual di luar pemerintahan, ternyata punya andil dalam mewacanakan serta mendesakkan gagasan atau paham liberal dalam mengemudikan ekonomi Indonesia (1986-1992). Kedua, pemihakan intelektual ternyata tak selamanya konstan.

Rizal menemukan pergeseran pemihakan dari tokoh semacam Sumitro Djojohadikusumo, Sjahrir atau Goenawan Mohamad. Ketiganya bergerak dari kiri ke kanan. Semula sangat memfavoritkan sentralisme dengan peran negara yang menonjol, akhirnya berubah menjadi pro-pasar, swasta, dan investasi asing.

Begitu halnya Boediono, kandidat serius wapres periode mendatang berdasarkan hasil quick count lembaga survei. Sebelum paham liberal memengaruhi kebijakan ekonomi Soeharto (1986-1992), peraih doktor ekonomi bisnis di Wharton School University of Pennsylvania, Amerika Serikat tahun 1979 ini sebetulnya telah menancapkan visi ekonomi yang lebih orisinil. Bersama (alm) Mubyarto, Boediono ikut menggagas ekonomi Pancasila.

Pemikirannya ini ia tulis dalam satu bab bu­ku Mubyarto ''Ekonomi Panca­sila'' yang diterbitkan BPFE UGM, 1981. Jadi, secara geneologis dan kronologis, pandangan ekonomi Bo­ediono sebetulnya berbasis so­­sialisme atau kiri.

Peran Boediono memang sepi dari publikasi, setidaknya jika dibandingkan dengan sang mentor Mubyarto. Ia tergolong sosok yang mengambil ''jalan sunyi'', karena jarang atau tak pernah terlibat debat serius di ruang publik. Selepas studi doktoral ia konsentrasi mengajar di UGM, jauh dari hiruk- pikuk debat publik yang ''celakanya'' terkonsentrasi di Jakarta.

Dalam buku ini Boediono menggambarkan siapa dirinya, terutama apa soko guru pandangan ekonominya, bagaimana me­nerjemahkan itu semua dalam k­e­bijakan dan selanjutnya aksi-aksi konkret. Tak lupa dikemukakan kelindan antara ekonomi dan demokrasi.

Ihwal ekonomi Pancasila atau kerakyatan, Boediono jelas mendukung penuh. Ia getol mengisi fondasi sistem ekonomi tersebut. Baginya paling tidak lima hal harus diusung. Pertama, adanya peran dominant koperasi dalam kehidupan ekonomi. Kedua, diterapkannya rangsangan-rangsangan yang bersifat ekonomi maupun moral untuk menggerakkan roda perekonomian. Ini sekaligus kritik terhadap paham neoklasik (dan lalu dilanjutkan neoliberalisme) yang menjatuhkan manusia sekadar ''economic man''. Ekonomi Pancasila bermaksud menyeimbangkan antara lower motief dan higher motief manusia.

Ketiga, adanya kehendak sosial yang kuat ke arah egalitarianisme atau kemerataan sosial. Keempat, diberikannya prioritas uta­ma pada terciptanya suatu perekonomi­an nasional yang tangguh. Dan kelima, sistem desentralisasi diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai pemberi arah bagi perkembangan ekonomi. Namun, Boediono jauh lebih praktis dan konkret; karena ia menunjukkan bagaimana operasi sistem ekonomi ini ketika berhadapan dengan inflasi, pengangguran, dan ketimpangan neraca pembayaran (hal. 46-65).Meski begitu, Boediono tidak terkungkung pada mazhab ekonomi. Ia lentur, ka­lau tidak bisa dibilang pragmatis. Globa­lisasi yang kerap dimaknai sebagai jalan masuk perdagangan bebas, bagi Boediono, ada­lah suatu kenyataan sejarah yang akan terus bersama bangsa ini. Baginya menutup diri atau melawan arus globalisasi bukanlah pilihan realistis. Sikap yang terbaik bagi suatu negara adalah pragmatis (hal.36).

Sebaliknya, ia ingin bangsa ini mendalami dan menguasai seluk-beluk ope­rasional globalisasi dan kemudian mena­ta/merumuskan langkah-langkah kon­kret dan operasional agar menikmati buah dari globalisasi tersebut. Sembari ''welcome'' pada globalisasi, Boediono menekankan betul agar pemerintah dan pelaku ekonomi fasih menjalankan ekonomi pasar nasional (dipresentasikan saat Kongres ISEI 2006). Dengan demikian, Indonesia perlu membangun dan meningkatkan standar kinerja perangkat-perangkat sistem ekonomi pasar dalam negeri untuk bisa bertarung di arena internasional. Perangkat institusional itu meliputi demokrasi yang kompatibel dengan sistem ekonomi pasar modern; law and order; mata uang yang stabil, lembaga keuangan yang andal dan pasar yang kompetitif; serta sistem perlindungan sosial (pengurangan kemiskinan, jarring pengaman sosial hingga social security system). Dari sini, pembaca bisa tahu bahwa pasar mendapat tempat utama di mata ekonom yang terakhir menjabat gubernur Bank Indonesia ini.

Menurut Boediono, demokrasi memerlukan fondasi ekonomi. Mengutip studi empiris 1950-1990 yang dilakukan di banyak negara, rezim demokrasi di negara dengan penghasilan per kapita 1.500 dolar AS (dihitung berdasarkan purchasing power parity/PPP) mempunyai harapan hidup hanya 8 tahun. Pada penghasilan per kapita 1.500-3.000 dolar AS, daya hidup demokrasi menjadi 18 tahun. Dan negara dengan penghasilan per kapita di atas 6.000 dolar AS, daya hidup demokrasinya jauh lebih besar dan probabilitas kegagalannya hanya 1/500. Indonesia dengan penghasilan per kapita 4.000 dolar AS pada 2006, baru dua per tiga jalan menuju batas aman bagi demokrasi. Inilah mengapa negara kita harus memprioritaskan pembangunan ekonomi untuk mengurangi risiko kegagalan demokrasi (hal. 6-7).

Sayangnya, buku ini hanya mengumpulkan esai-esai ekonomi Boediono hing­­ga 2007. Pembaca tak bisa menemukan jawaban lang­sung dari kandidat wapres ini atas label neo­lib yang dilekatkan lawan po­litik, seb­a­gian ekonom dan media massa pada dirinya. Bi­sa dimaklumi karena buku ini ''kejar tayang'' terkait dengan kampanye Pilpres 2009. Padahal Boediono sangat se­rius menimpali tudingan padanya saat dekla­rasi di Sabuga Bandung. Di atas podi­um, ia berujar, negara tak boleh tidur dan ha­rus jadi piranti yang efektif untuk mengatur pasar dan menciptakan kesejahteraan ba­gi rakyat.

Dengan cara itu, Boediono seolah ingin me­nampilkan diri sebagai Keynesian seper­ti jadi gejala umum di Amerika Serikat, negara pengampanye mazhab neoliberal. Apa pun manusia adalah makhluk dinamis. Da­lam waktu ia bisa berubah, se­perti lonceng ia dapat bergerak ke kiri dan kanan. Studi Rizal menyebut Kwik Kian Gie ter­ma­suk jaringan KEL antara 1986-1992, ki­­ni mantan orang dekat Me­gawati itu ba­rang­­kali telah bergerak ke te­ngah atau kiri. Mungkin juga Boediono yang kerap di­juluki ''The man to get the job done'' ini. Yang pasti, jika benar SBY-Boediono me­menangkan Pilpres 2009, maka ia adalah ekonom kedua yang terpilih sebagai RI 2. (*)

*) Moh Samsul Arifin, Anggota Klub Buku & Film SCTV

Judul Buku : Ekonomi Indonesia, Mau ke Mana?

Penulis : Boediono

Penerbit : KPG, Jakarta

Cetakan : I, Juni 2009

Tebal : xvi + 149 halaman

Courtesy : Jawa Pos




Readmore »»

La Toya Jackson Yakin Jacko Dibunuh

PENYEBAB utama kematian Michael Jackson memang belum terungkap. Tapi, kakak Jackson, La Toya, mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Dia yakin bahwa adiknya itu dibunuh.

"Saya yakin bahwa Michael dibunuh. Saya merasakannya sejak awal," ulas penyanyi 53 tahun tersebut saat diwawancarai harian Inggris, The Mail. Disadur Associated Press kemarin (12/7), La Toya menduga tidak hanya satu orang yang menjadi otak pembunuhan tersebut.

"Pembunuhan Michael merupakan konspirasi. Dia berada di lingkungan buruk. Michael sangat baik hati dan penuh cinta. Orang memanfaatkan hal itu," tegasnya.

La Toya menambahkan, kurang dari sebulan lalu dirinya mengatakan bahwa Jackson akan meninggal sebelum konser di London berlangsung. "Michael dikelilingi orang yang tidak menginginkan dirinya sukses," sambung La Toya untuk menegaskan bahwa dirinya yang meminta dilakukan otopsi pribadi terhadap jenazah Jackson.

Jackson yang merupakan satu di antara sekian penghibur paling populer di dunia tersebut meninggal pada 25 Juni lalu di usia 50 tahun. "Michael bernilai miliaran dolar. Ketika bernilai sebesar itu, seseorang selalu dikelilingi orang-orang rakus. Saya berkata kepada keluarga kami sebulan lalu bahwa dia tidak akan berhasil menghelat konser di London. Dia lebih berharga saat mati daripada hidup," ujar La Toya.

"Saya tidak akan berhenti mencari kebenaran dan menemukan yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut," tegas dia. Selain itu, La Toya menuduh sekelompok orang sudah menjauhkan Jackson dari keluarganya.

Dia pun menyatakan bahwa pelantun Ben tersebut ditemukan di kamar dokter pribadinya, dr Conrad Murray. "Michael berjalan dari kamarnya ke kamar Dokter Murray. Apa yang terjadi di sana, itu yang kami belum tahu," terang dia. (tia)

Courtesy : Jawa Pos




Readmore »»

Tren Buru Istri Kedua lewat Internet di Pedesaan Turki

Setidaknya sepuluh pernikahan yang dicomblangi secara virtual telah berlangsung di Gokce, desa di Turki Tenggara. Wanita Maroko lebih dipilih karena nrimo.

---

HASIP Yildirim benar-benar mengecap buah menjamurnya internet di wilayah desanya, Gokce, yang terletak di tenggara Turki selama dua tahun terakhir. Gara-gara tren itu, warnet milik Yildirim tak pernah sepi pengunjung.

Bahkan, warnet dengan 20 komputer yang dia kelola itu sering tidak mampu menampung pelanggan. Tidak jarang, para pelanggan yang mayoritas pria tersebut rela antre hanya agar bisa online. Peluang itulah yang ditangkap mantan sopir truk tersebut dengan menjadi makcomblang virtual. Yakni, dengan mendirikan situs chatting habibti.com.

Lewat situs itulah, para pria Turki berusaha menemukan pendamping hidup. Yang paling banyak adalah wanita dari Maroko. Sebab, akses dari Turki ke Maroko dan sebaliknya sangat gampang. Sama-sama tak membutuhkan visa.

"Semua orang datang ke warung internet (warnet) untuk mencari istri," kata Yildirim kepada The Christian Science Monitor. "Semua pria menginginkan mempelai asal Maroko sekarang."

Lewat kontak jodoh virtual itu, tidak kurang dari sepuluh mempelai perempuan didatangkan dari Maroko tahun lalu. Tahun ini, jumlahnya diprediksi meningkat. Hingga akhir tahun nanti, belasan mempelai perempuan Maroko dijadwalkan tiba di Turki.

Sayang, asmara dunia maya tersebut membawa dampak buruk bagi masyarakat Turki. Sebab, mayoritas mempelai perempuan dari Maroko itu datang ke negeri yang terletak di dunia benua tersebut untuk menjadi istri kedua. Akibatnya, tren poligami yang secara resmi dilarang sejak 1926 kembali marak.

Jika tanpa chatting pun poligami bisa tumbuh subur di Turki, lebih-lebih sekarang. Dalam waktu dekat, poligami tidak akan lagi menjadi isu dominan komunitas miskin yang tinggal di tenggara Turki.

Sebelum penggunaan internet merebak di wilayah pinggiran dan pedesaan Turki, para pria asal Gokce menjadikan Syria sebagai sasaran untuk mencari istri. Sebab, kala itu, Syria-lah negeri yang paling gampang dijangkau. Dari Gokce, Syria bisa ditembus hanya dengan melewati perbatasan.

Kehadiran internet membuat jarak tak lagi menjadi masalah. Maroko yang jaraknya berkisar 4.320 km dari Gokce pun ganti menjadi negara favorit untuk hunting istri kedua.

Simak saja pengalaman Halit Oncel. Petani sederhana itu adalah penduduk pertama Gokce yang mendapatkan istri kedua asal Maroko lewat chatting. "Mempelai dari Istanbul tidak akan tahan hidup di sini. Tapi, dia yang dari pinggiran Meknes (kota di kawasan utara Maroko) bisa," ujarnya.

Oncel menikahi Mona sekitar satu tahun lalu. Sebelumnya, mereka belum pernah bertemu dan hanya berkomunikasi lewat chatting. Tiga bulan pacaran online, Oncel yang pernah gagal bertandang ke Syria untuk mencari istri kedua melamar Mona. Gayung bersambut. Mona pun lantas terbang ke Turki atas biaya Oncel. "Saya adalah perintis dan saya bangga dengan itu. Sekarang semua orang mengikuti jejak saya," sumbarnya bangga. (hep/ttg)

Courtesy : Jawa Pos




Readmore »»

16 Negara Terlibat Cyber Attack ke Korsel

SEOUL - Terganggunya jaringan internet Korea Selatan (Korsel) akibat cyber attack selama tiga hari berturut-turut direaksi serius Biro Intelijen Nasional (NIS). Setelah serangan ketiga Kamis petang (9/7), NIS terus melacak alamat si penyerang. Sekitar 16 negara ditengarai terlibat dalam serangan virus tersebut.

Dugaan itu dipaparkan NIS di hadapan parlemen Korsel kemarin (10/7). Lewat penyelidikan yang dilakukan NIS sejak terjadi serangan pertama Selasa lalu (7/7), didapatkan 86 alamat IP (internet protocol) dari 16 negara. Di antaranya, Amerika Serikat (AS), Jepang, Tiongkok, dan Guatemala. Kini, alamat-alamat tersebut diblokir.

Meski tidak satu alamat pun yang mengarah pada Korea Utara (Korut), NIS tetap yakin Pyongyang berada di balik serangan tersebut. Sebab, tidak sulit bagi hacker alias peretas memalsukan alamat IP. Dengan demikian, saat alamat IP itu dilacak, alamat palsulah yang didapatkan. Lokasi asli si penyebar virus tetap aman.

"NIS menduga, Korut atau simpatisannya berada di balik serangan-serangan virus tersebut. Tapi, mereka belum bisa memastikan karena penyelidikan masih terus berjalan," ujar Park Young-Sun, anggota parlemen Korsel dari Partai Demokratik, seperti dilansir Agence France-Presse.

Selain Korsel, lalu lintas internet di AS terganggu akibat serangan tersebut. Jenis virus yang menginfeksi belasan situs pemerintah dan swasta di Korsel itu disebut botnet. Untuk memulihkan situs-situs penting yang terserang dan menangkal merembetnya virus tersebut ke komputer lain, NIS sibuk menyebarkan vaksin. Vaksin itu didistribusikan ke sebanyak-banyaknya komputer di Korsel.

"Kini, dampak serangan ketiga mulai bisa diatasi," ujar Park Cheol-Soon, pejabat senior Korea Communications Commission, kepada Associated Press.

Dia juga menyatakan bahwa serangan ketiga tidak terlalu besar. Sejauh ini, kata Park, hanya ada 96 kasus yang teridentifikasi di seluruh penjuru Korsel. (hep/ttg)

Courtesy : jawa pos




Readmore »»

No Baggage, Rilisan Kedua O'Riordan

PROYEK pribadi, tampaknya, masih menjadi "pelampiasan" yang disuka ketika band hiatus. Misalnya, yang terjadi pada Dolores Mary Eileen O'Riordan. Vokalis The Cranberries itu melanjutkan karir solo dengan mengeluarkan album kedua.

Album kedua O'Riordan itu akan diberi nama No Baggage. Rencananya, materi tersebut dirilis pada 21 Agustus 2009 di Irlandia dan 24 Agustus 2009 di seluruh dunia. Dalam album kedua itu, suara unik, khas, dan tak terlupakan milik O'Riordan kembali hadir dan lebih dahsyat daripada yang sebelumnya.

Album tersebut bakal berisi 11 lagu. Termasuk di dalamnya versi baru Apple of My Eye, sebuah lagu yang terdapat dalam album solo debut, Are You Listening?

Album itu masih mempunyai corak yang sama dengan album petama atau album debut The Cranberries lainnya. Namun, ada keterikatan yang lebih istimewa dan mendalam antara O'Riordan dan album tersebut.

Dalam album itu, wanita kelahiran 6 September 1971 tersebut terlibat penuh. Dia bahkan bertindak sebagai co-producer dan menulis sendiri seluruh track dalam No Baggage. Mulai single yang jadi andalan, The Journey, atau lagu yang diiringi dentingan piano ballad yang sempurna, Lunatic, hingga track bernuansa rock anthemic seperti Be Careful.

O'Riordan total menuangkan dan menguras semua emosi dalam album kedua itu. Menggarap album tersebut seperti mencoba menghadapi ledakan emosinya. O'Riordan mengakui kali terakhir membuat album seperti itu ketika proses kreatif album kedua Cranberries, No Need to Argue (1994).

"Setiap orang pasti pernah melewati pengalaman masa lalu yang mengerikan. Termasuk melewati momen yang mereka berpikir tak bisa mengatasinya," ujar O'Riordan.

"Dengan album ini, aku ingin menunjukkan bahwa tidak masalah hal buruk itu terlihat seperti apa. Jika kita angkat ke permukaan, ternyata, hal itu sebenarnya tidak terlalu buruk kok," imbuhnya.

Single pertama, The Journey, bakal dirilis di radio pada bulan ini di Amerika Utara dan 10 Agustus mendatang di Eropa. O'Riordan juga berencana mengadakan tur di Amerika Serikat secepatnya. Namun, dia belum mengonfirmasikan tanggal pasti tur tersebut. (hil/bs/kkn)

Did U Know

Single Ordinary Day yang terdapat dalam album solo debut, ternyata, terinspirasi dari kelahiran anak perempuannya, Dakota.

Ibu tiga anak itu sukses masuk daftar sepuluh wanita terkaya di Irlandia pada 2006.

O'Riordan tampil sebagai cameo dalam film komedi yang dibintangi Adam Sandler, Click, yang dirilis pada 23 Juni 2006. Dia tampil sebagai penyanyi pernikahan yang menyanyikan Linger. (hil/bs)

Courtesy : Jawa Pos




Readmore »»

Teknologi Khusus Kursi Roda

TEKNOLOGI dikembangkan untuk memudahkan manusia. Entah itu untuk bisnis atau sekadar hiburan. Pengembangan secara positif juga bisa diperuntukkan mereka yang kurang beruntung. Ya, Toyota dengan prinsip itu membuat kursi roda yang dikontrol pikiran.

Kursi roda spesial tersebut diciptakan Toyota bekerja sama dengan RIKEN, perusahaan riset di Jepang. Alat khusus itu bisa dikendalikan dengan mudah oleh para penyandang cacat. Yaitu, membaca pikiran penggunanya. Teknologi yang digunakan adalah sinyal EEG (electroencephalography).

Dalam press release yang dikeluarkan pada Senin (29/6) disebutkan bahwa teknologi itu merupakan yang tercepat di kelasnya. Dalam penemuan sebelumnya, dibutuhkan waktu beberapa detik untuk membaca dan menginterpretasikan gelombang otak.

Namun, dengan teknologi baru tersebut, hanya dibutuhkan waktu 125 milliseconds atau sekitar seperdelapan detik. Jadi, pengguna tidak akan merasakan jeda sedikit pun saat otak mulai memberikan instruksi hingga kursi roda bergerak.

Sistem tersebut menggabungkan dua teknologi yang dikembangkan RIKEN, yakni blind signal separation (BSS) dan space-time-frequency filtering technology. BSS adalah teknologi yang bisa memisahkan antara noise dan komponen sinyal dalam otak.

BSS digunakan untuk mengontrol kursi roda. Dengan itu, yang ditangkap memang sinyal perintah untuk melakukan gerakan. Teknologi tersebut digunakan dengan memanfaatkan sinyal EEG.

Sementara itu, space-time-frequency filtering adalah teknologi yang mengekstraksi pola ruang, waktu, serta frekuensi dari data sinyal EEG. Tujuannya, membedakan fitur utama dan komponen signifikan yang bisa dipercaya sebagai info mengontrol kursi roda. Nah, BSS dan EEG itulah yang memungkinkan analisis gelombang otak dilakukan dalam waktu sangat singkat.

Kursi roda dilengkapi detektor EEG dalam bentuk electrode skull cap, cheek puff detector, dan sebuah display untuk membantu pengontrolan. Pengguna yang duduk di kursi roda diharuskan mengenakan topi yang bisa membaca gelombang otak. Gelombang otak itu diteruskan sebagai sinyal EEG. (kiy/bs/kkn)

Untuk dapat bergerak ke kiri, kanan, dan depan, pengguna hanya cukup memikirkan gerakan-gerakan tersebut. Kursi roda kemudian akan meresponsnya secara instan.

Sistem ini menggabungkan dua teknologi yang dikembangkan RIKEN, yakni blind signal separation (BSS) dan space-time-frequency filtering technology.





BSS adalah teknologi yang dapat memisahkan antara noise dan komponen sinyal dalam otak.

Space-time-frequency filtering technology berguna untuk membedakan fitur utama dan komponen signifikan yang dapat dipercaya sebagai info mengontrol kursi roda. (*)

Courtesy : Jawa pos.

Readmore »»

Muxlim, Facebook ala Islam


SITUS pertemanan di dunia virtual makin digandrungi. Jika Mark Zuckerberg mendirikan Facebook yang mengantarkan dia sebagai salah seorang paling berpengaruh di dunia pada 2008 versi Time, tangan kreatif Mohamed El-Fatary melahirkan Muxlim, yang diklaim sebagai situs jejaring pertemanan muslim terbesar di dunia.
Kehadiran Muxlim menjadi penolong bagi kalangan muslim konservatif yang tetap ingin berhubungan dengan lawan jenisnya. Sebab, lewat komunitas online itu mereka tetap bisa berhubungan. Situs ini juga membuka ajang bagi mereka yang ingin mengenal atau berdiskusi tentang Islam. Fasilitas yang diberikan sama dengan situs lain. Sebut saja pemutar video, berita, gambar, blog dan chat yang berhubungan dengan kebudayaan muslim dan tentang Islam.

Dengan dasar konsep Islam, Muxlim memang memberi batasan bagi pengunjung situs yang kini diakses oleh lebih dari 1,5 juta orang setiap bulan --perkembangannya begitu pesat, karena 18 bulan lalu hanya diakses tak lebih dari 100 ribu pengunjung. Misalkan penggunaan bahasa yang vulgar, rasis, atau menjurus pada penjelasan seksual akan diblok disini.

Jejaring sosial dunia maya yang dirintis oleh jurnalis sekaligus blogger keturunan Amerika-Pakistan, Mohamed El-Fatary ini memang bukan satu-satunya wadah komunikasi virtual muslim. Situs berbasiskan komunitas muslim seperti ini dimulai di Mesir pada 2006, seperti Mecca.com dan Islamicaweb.com.

Anggota Muxlim memang belum begitu banyak. Di Inggris saja baru terdaftar 22.000 pengunjung pada Januari, bandingkan dengan keanggotaan Facebook pada waktu sama yang mencapai 22 juta. Data tersebut berdasarkan database internet ComScore.

Meski demikian, komunitas online ini dapat menjadi senjata untuk memasuki komunitas Islam yang sulit tersentuh. Tak heran jika kehadirannya direspons bagus oleh kalangan investor. Salah satu yang sudah menanamkan saham selang setahun setelah Muxlim kali pertama diaktifkan pada 2007 adalah Rite Internet Ventures. Perusahaan yang bergerak di pasar saham itu menyetor USD 2 juta (sekitar Rp 24 miliar). ''Mereka (Muxlim) memiliki jumlah pengunjung yang bagus. Situs ini diapresiasi oleh pengunjung dan kami pikir targetnya merupakan kelompok yang menguntungkan,'' kata Christoffer Hagglund, pimpinan eksekutif perusahaan dari Swedia itu.

Menurut sang pendiri Muxlim, El-Fatary, strateginya kini adalah memasuki negara dimana muslim merupakan minoritas. Sekitar 60 persen pengguna Muxlim kini berada di Amerika Utara dan Eropa. Tiga persen non-muslim dan lebih dari separuhnya adalah kaum hawa.

Kalangan muslim pun banyak yang menyukai. Misal, Shabana Ahmadzai, 19 dan Sara Bahmanpour, 20, yang memilih gambar animasi untuk profil mereka. Mereka gemar menjejalajahi dunia maya selain Facebook.

Ahmadzai telah bergabung selama dua tahun dalam komunitas yang ditujukan untuk muslim ini. Menurut pria asal Afghanistan yang kini mukim di Finlandia tersebut, anggota dalam komunitas itu sangat simpatik. ''Kami dapat berbagi informasi mengenai ideologi yang sama, meskipun (yang kita hadapi) itu bukan muslim, atau atheis sekalipun,'' kata Ahmadzai kepada Reuters di kafe dalam mal di Helsinki.

Courtesy : jpnn.com

Readmore »»